Mengenal Sifat Jaiz Allah SWT



Kewajiban bagi setiap muslim untuk mengerjakan kewajiban sebagai umat islam, menjauhi larangan dan mengetahui hak nya. Adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim untuk mengenal siapa penciptanya seperti halnya seorang anak yang harus mengetahui siapa orang tuanya, agar ia tahu kepada siapa ia harus hormat, patuh, tunduk.

Mengenal bukanlah hanya mengetahui siapakah dia, tapi untuk mengetahui seluruh sifat-sifatnya. Allah SWT adalah pemilik sifat yang paling sempurna. Yaitu sifat wajib, mustahil dan jaiz. Sifat wajib dan mustahil bagi adalah hal sering kita dengar sehingga banyak yang lebih mengenal sifat kedua itu karna lebih banyak pengaplikasiannya. Lalu dimanakah peran dari sifat jaiz.

Sifat jaiz bisa dibilang berperan di bagian belakang, tapi sifat inilah yang paling berpengaruh pada setiap hal. Karena dengan tidak adanya sifat jaiz, mungkin bumi dan seisinya tak pernah ada. Berdasarkan dalil naqli, sifat jaiz bagi allah adalah bahwa Allah berbuat atas apa yang dikehendaki, seperti firman allah SWT dalam quran “dan tuhanmu menjadikan dan memilih barang siapa yang dikehendakinya”( Al-Qashash: 68). Dalam ayat ini berarti sifat jaiz bagi allah SWT adalah sifat yang boleh ada dan boleh tidak ada bagi allah SWT,maksudnya allah SWT itu berwenang menciptakan atau berbuat sesuatu atau tidak, sesuai dengan kehendaknya.

Dengan adanya sifat jaiz ini pada allah, maka allah kebebasan berkehendak atas segala sesuatu. Walaupun allah SWT mempunyai kebebasan berkehendak, bukan berarti karena dengan sifat ini akan terjadi hal-hal yang merugikan bagi siapapun itu. Karena setiap apa saja yang dikehendaki pasti tidak pernah sia-sia, semua yang dikehendakinya pasti selalu bermanfaat, semua kehendaknya selalu menpunyai hikmah yang besar sesuai dengan kemuliaannya. Sehingga allah SWT adalah dzat yang merdeka yang mempunyai nalar yang paling sehat dari manusia paling bernalar sekalipun. Berbeda dengan kebebasan manusia yang bisa menimbulkan berbagai macam perselisihan dan pertikaian antara satu keyakinan dengan keyakinan yang lain

Contoh dari sifat jaiz bagi allah sangatlah banyak. Salah satunya ketika allah SWT berkehendak ingin menciptakan khalifah di bumi, para malaikat merasa keberatan akan tetapi allah tetap menciptakannya. Dan juga ketika allah menciptakan manusia seperti nabi isa, allah SWT pun menciptakan ruh di dalam rahim maryam, sehingga maryam mengandung walaupun tidak pernah disentuh oleh laki-laki sama sekali. Bahkan nabi isa mampu menghidupkan yang mati, meyembuhkan penyakit atas kehendak allah SWT. Tidak ada yang sulit bagi allah, semua yang di kehendakinya pasti terlaksana dan semua yang tidak dikehendaki pasti tidak pernah terjadi.

Sifat jaiz ini bertujuan menegaskan tentang kekuasaan, namun pula mengajarkan kita bahwa allah SWT bukanlah dzat yang bisa diperintah dan dipaksa oleh siapapun. Sehingga dia tak terbantahkan namun pula tidak sewenang-wenang, sehingga alam berjalan sesuai dengan hukum-Nya walau pun allah berkuasa untuk mengubahnya atau tidak sama sekali. Seperti halnya kepercayaan oleh orang-orang yang percaya dewa-dewa purba yang lemah pada permintaan hambanya walaupun dewa itu tidak pernah ada. Ia tidak memiliki ikatan, dan dia akan tetap menjadi tuhan walaupun manusia mengikutinya ataupun tidak. Namun, karena sifat belas kasihnya manusia bisa belajar mengenal dan mencintai dzat allah SWT yang mahasempurna.

Berikut adalah firman dari allah menyangkut dalil naqli yang berhubungan tentang sifat jaiz allah.
  • Sesungguhnya urusan-Nya apabila ia menghendaki sesuatu , dia hanya berkata kepadanya,”jadilah!”. Maka jadilah ia.( Q.S Yaseen : 82)
  • Dan allah SWT menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian hewan itu ada yang berjalan diatas perutnya dan sebaian berjalan dengan dua kaki dan sebagian lain berjalan dengan empat kaki. Allah SWT menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya allah mahakuasa atas segala sesuatu.(Q.S An-Noor : 45)
  • Wahai tuhan yang mempunyai kerajaan, engkau berikan kerajaan kepada orang yang engkau kehendaki dan engkau cabut kerajaan dari orang yang engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang engkau kehendaki dan engkau hinakan orang yang engkau kehendaki. Di tangan engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya engkau mahakuasa atas segala sesuatu. (Q.S Al-Imron : 26)



Daftar Pustaka

1.      Mujib, Ahmad.2007.Aqidah Akhlak.Yogyakarta:Transwacana
2.      Alfat, Masan.2003.Aqidah Akhlak Madrasa Tsanawia Kelas 2.semarang:PT. Karya Toha Putra
3.      Sayyid,Sabiq.Akidah islam:Pola Hidup Manusia Beriman.Diponegoro,Bandung.1978.
4.      Rosihon ,Akidah Akhlak,Pustaka Setia,Bandung,2008. 

Komentar

Postingan Populer