TERPUKUL OMBAK

 TERPUKUL OMBAK

Salmah Nurrahmah


Dalam durasi waktu yang terus berjalan, manusia terus menyusuri samudera kehidupannya dengan bergerak ke hadapan. Manusia tak akan bisa memutar ataupun mengundur kembali waktu meskipun hanya untuk mendapatkan satu detik yang lalu. Sesekali dalam perjalananya, manusia dihadapkan dengan terjangan ombak yang kuat dan deras. Kita selalu menyebutnya dengan ujian ataupun cobaan.

Begitulah hakikat kehidupan kita dalam dunia yang fana. Setiap dari kita pasti akan menerima ujian dalam perjalanan yang singkat ini. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan ‘kami telah beriman’, dan mereka tidak diuji? Begitulah firman Allah Swt dalam Al Qur’an surah Al Ankabut ayat 2.

Pukulan ombak yang dihadapkan kepada setiap manusia tidak sama. Bahkan, samudera yang kita lalui pun berbeda-beda. Setiap dari kita memiliki samuderanya masing-masing. Tak sedikit yang cemburu saat melihat perjalanan orang lain yang terlihat begitu indah dan menyenangkan, sedangkan perjalanan dirinya selalu saja terumbang ambing dek ombak yang datang dan pergi.

Merasa bahwa dirinya-lah yang paling terpukul dengan pukulan ombak itu. Seolah-olah Tuhan tak adil katanya. Sedangkan, Allah Swt telah pun berfirman bahwa Dia menguji hambaNya sesuai batas kemampuan setiap hambaNya.

Jika ombak di lautanmu lebih kuat, maka sadarlah bahwa kamulah yang paling kuat untuk melewati ombak tersebut. Allah memilihmu karena kamu mampu. Allah tak akan memposisikan dirimu pada kondisi yang tidak baik bagimu.

Bertenanglah, karena sesungguhnya perjalanan ini adalah sebuah perjalanan yang singkat. Seberat apapun bentuk cobaan yang mengetuk pintu kehidupan kita, kita akan segera berangkat dan berlalu dari cobaan tersebut. Durasi berlayar di samudera ini tak lama. Sebentar lagi kita akan pulang. Bersabarlah dengan sabar terbaikmu.

Tentu saja, untuk mendapatkan ketenangan saat hati dan pikiran ini penuh dengan ketakutan karena gelora air laut yang badai mulai menyerang, kita membutuhkan seperangkat "safety kit”. Tanpa safety kit itu, kita akan sangat mudah terbawa arusnya lalu tenggelam bahkan hingga ke dasar laut yang paling dalam. Parahnya lagi, jika kita tak sadar bahwa kita sudah terlalu dalam menyelam.

Pada saat bahteramu mulai terumbang-ambing, safety kitmu adalah taqwamu. Di dalamnya adalah solatmu yang lima. Sesungguhnya, solat adalah pondasi yang paling kuat untuk menjagamu dalam kesejahteraan. Karena solat, bukanlah gerakan fisik semata, tetapi ia mengubungkanmu dengan Tuhanmu. Dan Dia-lah Allah yang Maka Berkuasa atas segala sesuatu di alam semesta. Jika bukan kepadaNya tempat kita berlindung dan memohon pertolongan, lalu apakah ada yang lebih layak untuk kita berserah diri, sedangkan seluruh alam ini berada di bawah penguasaanNya?

Cobaan yang kita keluhkan, hakikatnya adalah sebuah hadiah. Hanya saja ia tak berbungkus indah layaknya sebuah hadiah. Namun, saat kita menyelami isinya, kita akan paham, bahwa ia adalah bentuk cinta dari Ilahi Rabbi. Sebagaimana sabda Rasulullah saw yang bermaksud, “Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji”. Lihatlah sang kekasih Allah, bukankah ujian yang dihadapi oleh Rasulullah saw begitu besar dan berat?

Cobaan dan ujian yang menerpa adalah sebuah cinta. Karena kesusahan akan membuatmu ingat akan hakikat Tuhan, lalu perlahan kau mendekat padaNya. Bukankah manusia akan lebih sering menyeru Tuhannya saat pundaknya terasa berat?

Barangkali, sebelum ombak itu datang menerpa, lisan kita sepi dari dzikir dan doa. 


Komentar

Postingan Populer