REFLECTION

 

Reflection

Salmah Nurrahmah RN


Setiap pagi, sebelum berangkat menuju kampus, pasti tak sedikit yang menyempatkan waktu untuk berkaca. Tersenyum melihat bayangan fisiknya yang memantul di kaca. Sembari mensyukuri nikmat dariNya atas rupa yang sempurna nan indah. Sesekali tangan ini gesit sekali merapikan rambut ataupun jilbab yang masih berantakan agar tampak rapi.

Sayangnya, pantulan di kaca tak bisa menembus sampai ke hati. Pernahkah tertanya-tanya akan bentuk refleksi hati kita? Sudahkah ia terlihat indah dan rapi?  Pernahkah dirimu penasaran akan bagaimana rupa hatimu? Supaya sekiranya ada bagian yang berantakan, bisa kita tata kembali. Sekiranya ada yang kusut bisa kita rapikan kembali atau mungkin juga ada bagian yang berdebu, bisa kita bersihkan.

Mungkinkah hati kita sudah terlalu berdebu? Mungkinkah hati kita sudah keras laksana batu? Mungkinkah hati ini sudah terlalu suram? Mungkin?

Rasulullah saw bersabda yang bermaksud. “Ingatlah, pada tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Namun, jika rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu disebut qolbu.” (HR Bukhari dan Muslim).

Hati atau disebut juga qolbu, adalah komponen yang sangat berharga bagi setiap jiwa manusia. Layaknya barang yang berharga, tentu perlu dirawat dengan sebaik-baik penjagaan dan perawatan. Pun begitu dalam merawat dan menjaga hati agar refleksinya selalu memancarkan keindahan baik secara lahiriah maupun batiniah.

Meskipun kita tak mampu melihat bayangan rupa hati kita seperti apa, tetapi hati yang mulai jauh dari istilah qolbun salim dapat kita rasakan dengan hadirnya kegelisahan, tidak menemukan ketenangan, mudah marah, penuh dendam dan benci serta merasa biasa-biasa saja saat tenggelam dalam dosa dan masih banyak lagi. Terkadang, ada perilaku kita yang sebenarnya merupakan tanda bahwa hati kita sedang sakit. Hanya saja kita belum mau menyadarinya.

Hati yang baik, akan menjadi sumber energi seseorang dalam membentuk kepribadian yang baik pula. Perkataan, perbuatan, pikiran, pendengaran, penglihatan akan berbuat sejalan dengan kondisi hati masing-masing manusia.

Seseorang yang memiliki hati yang terjaga, akan lahirlah dari lisannya perkataan yang mengimplementasikan panduan bertutur dalam al Qur’an yaitu antaranya adalah qaulan ma’rufan (perkataan yang baik), qaulan kariman (perkataan yang mulia) dan qaulan layyinan (perkataan yang lemah lembut). Tak hanya lisannya yang terjaga, tetapi seluruh gerak geriknya pun akan terjaga.

Berapa banyakkah perkataan yang tidak seharusnya kita lontarkan, namun menjadi sebuah kebiasaan yang mengakar dalam keseharian kita? Tidakkah khawatir bahwa perkataan-perkataan buruk itu pelan-pelan membuat hatimu tak lagi indah? Berapa banyak perbuatan yang tidak baik yang kita jadikan rutinitas? Tidakkah bimbang tingkah buruk itu membuat hatimu kian keruh? Sedangkan Allah melihatmu dengan memandang hatimu, bukan parasmu. Sesungguhnya hati adalah tempat di mana Allah memandangmu.

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik dan harta kalian tetapi Allah melihat hati dan amal kalian”. HR. Muslim.

Lalu, hati yang seperti apa yang ingin kita persembahkan pada Allah?

Yuk, belajar menata hati. Hiaslah hati dengan nutrisi kebaikan. Dekatkan hati dengan kalam-kalamNya. Bentengi hati dengan tegaknya bahumu dalam lima waktu sehari semalam. Tidak lupa juga untuk menguatkan setiap usaha dengan tetap berdoa memohon pertolongan kepada Allah agar selalu menetapkan hati kita dalam iman dan taqwa, serta memberikan kemudahan  kepada kita dalam menjaganya. Semoga Allah selalu mengaruniakan kepada kita qalbun salim yakni hati yang sejahtera.

Jaga hatimu baik-baik ya. Ajarkan ia untuk mencintai Allah agar refleksi yang terbentuk darinya akan menghasilkan bayangan yang indah.

Wallahu a'lam.

Komentar

Postingan Populer