FUTUR

 Futur


Tabiat manusia adakalanya bagaikan arus air yang ada pasang surutnya. Pasang surut merupakan fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu. Air akan mengalami pasang surut akibat adanya gaya gravitasi benda langit seperti bulan dan matahari terhadap massa air laut di bumi. 

Setiap jiwa yang melangkah, tentu akan berhadapan dengan lika liku perjalanannya. Seiring langkah yang berjalan, para muharrik yakni orang-orang yang bergerak ini akan mengalami bermacam rupa jalanan yang dibentangkan. Sewaktu menyusurinya pun, tabiat manusia akan mengalami fluktuasi. 

Ada saatnya ia meninggi di mana hatinya penuh dengan kobaran semangat yang membara. Iman dalam dada pun berada di posisi teratas dan berhasil menaklukkan nafsunya. Namun, ada pula waktunya terjadi degradasi iman. Jiwanya pun tunduk pada nafsunya. Kobaran semangat itu telah lenyap dan padam hingga ia pun membuka ruang untuk tenggelam dalam kefuturan. 

Pasang surut iman sangat mungkin terjadi pada manusia. Hakikatnya, begitulah rupa tabiat manusia diciptakan. Ia pernah kuat dan ia juga akan merasakan lesu. 

Ruang kefuturan dapat terbuka karena ulah manusia sendiri. Manusia berulah menciptakan jarak antara dirinya dengan Sang Khalik, seolah-olah ia melepaskan diri dari jagaanNya hingga kisah yang disusurinya menjadi berantakan. Ia berlari kabur dari sumber kekuatan manusia, hingga ia pun lesu. Lesu dari melakukan segala hal yang baik.  Tak berghairah dalam memetik amal kebaikan, entah dalam perjuangan menuntut ilmu, perjalanan dakwah dan sebagainya.

Meskipun kefuturan wajar terjadi, ia bukanlah hal yang harus dipelihara. Membiarkan ia menyerang hingga langkah ini tak lagi deras dan tubuh pun lunglai. Bangunlah benteng agar dirimu tak terus berada dalam kefuturan. Sahutlah panggilan-Nya dalam lima waktu sehari. Hindari bermaksiat pada-Nya. 

Komentar

Postingan Populer